Memulai Cikandang
Ada banyak cerita yang belum terupdate dalam blog ini. Mungkin akan ter-skip begitu saja. Dalam blog ini tak seluruhnya terposting, akan ad...
Ada banyak cerita yang belum terupdate dalam blog ini. Mungkin akan ter-skip begitu saja. Dalam blog ini tak seluruhnya terposting, akan ada tempat dimana aku menuliskannya tanpa ada skip. Semoga.
Sejak tanggal 1 Januari kami tiba di Jakarta, Indonesia. Fase kedua di mulai di awal tahun 2013. Kami kembali berkumpul bersama dengan tiga grup yang ada. Seigohong- Truro, Halifax - Depok dan Charlottetown- Cikandang. Sebelum menuju lokasi masing-masing, kami sempat berbagi kisah bersama di Hotel Pitagiri. Hotel yang menyimpan kenangan pertama, tempat pertemuan pertama seluruh peserta PPIK 2013 bertemu untuk MCU. Hingga tanggal 3 Januari 2013 kami kemudian kembali berpisah untuk menuju lokasi masing-masing.
3 Januari 2013
Perjalanan dari Hotel Pitagiri ke Cikandang, menempuh jarak yang cukup jauh. Berangkat dari pukul 8 pagi kemudian sampai di lokasi sekitar pukul setengah tiga sore. Meskipun perjalanan cukup jauh, aku merasa menikmati perjalanan itu. Kusebut perjalanan ini, perjalanan hijau, dimana aku bisa melihat sawah, gunung, dan seluruh pepohonan rindang sepanjang jalan memasuki Kota Garut hingga tiba di Desa Cikandang. Terlebih dengan para Kanadian, yang kemudian menjadi pemburu foto. Kondisi kemudian berganti, perihal masalah foto yang ada. Dulu tiga bulan sebelumnya, para partisipan Indonesia paling senang berburu foto. Di Kanada, kamera menjadi kekasih yang selalu ingin di genggam rapi dalam tangan atau saku kecil masing-masing. Namun sekarang, Kanadianlah yang mulai berperilaku seperti itu. Mulai dari awal perjalanan hingga akhir, kamera itu terus di pegang, Meskipun terbatas jendela bus, kamera tetap di biarkan aktif. Demi mendapatkan gambar-gambar hijau dan wajah Indonesia.
Setibanya di desa Cikandang, kami disambut tarian dan pertunjukan pencak silat khas Jawa Barat. Selain itu, kami bersama Tim Depok yang juga ikut menyaksikan penyambutan itu.
"Selamat Datang di Desa Cikandang, semoga tetap merasa nyaman, aman dan tenang" potongan terakhir sambutan Pak Yana Suryana sebagai Kepala Desa Cikandang.
Di akhir acara, kami mendapatkan jamuan makan siang. Sambil melihat sepuluh anak kecil memperagakan jurus-jurus silat khas Jabar. Hingga kemudian Kak Aan dan Mr. Tyler maju kedepan dan membacakan sebuah lembar kertas yang berisikan nama Host Family di Cikandang.
"Baik, bagi ibu/ bapak yang di sebut silahkan maju ke depan"
Nama di sebut satu persatu, kami menemui Host Family masing-masing.
Seminggu di sini
Tiga hari pertama, pertemuan di awali dengan Orientasi Volunteering. Berkunjung ke beberapa kantor dan mencoba mempelajari kondisi setempat. Pertemuan kami bukan lagi berpusat di Murphy Center, melainkan perpustakaan Cikandang dan Karang Taruna. Namun tetap saja masih ada yang menyebutnya Murphy Center. Dan rumah yang dekat dari tempat itu, dianggap sebagai Downtown. Berbeda dengan aku, jikalau di Kanada aku tinggal di Downtown saat ini aku tinggal paling jauh.
"Kamu tinggal di Mermaid sekarang" itu kata-kata Nisa sebagai orang yang rumahnya jauh dari Downtown saat di Kanada.
Rumahku cukup jauh dari tempat berkumpul, sekitar 3 KM. Dengan waktu tempuh sekitar 30 menit. Setiap harinya aku punya dua pilihan, yakni naik angkot atau jalan kaki. Namun lebih banyak kepada jalan kaki. Bersama dengan tetangga yang baik, yakni Vegy dan Fanny yang juga tinggal di daerah sama denganku.
Masalah volunteering juga berbeda, sekarang di bagi tiga grup untuk tempat yang telah di tentukan. Aku berada di Grup B dengan Sean, Adit, Alex, Vegy, dan Sarah. Kami bekerja di perkebunan kentang, cabe, dan tomat, sementara yang lainnya ada di sekolah dan kebun teh , kebun kopi serta memerah susu sapi. Sistem pun berbeda, ada aturan sirkulasi, hingga kami bisa mencoba semuanya. Dengan waktu yang di tetapkan, kita akan mendapatkan pengalaman di tempat kerja yang sama.
Dan juga, perihal namaku yang asli Sunda membuat aku lebih mudah bersosialisasi.
"Wawan Kurniawan"
"Orang sunda ya Kang?"
"Nama adalah pemberian yang tak bisa ditolak. Ayahku yang memberi nama itu. Mungkin ada maksud tertentu, lain kali akan kuceritakan"
2 comments
Wan, itu di paragraf yang pas di bawah gambar terakhir, ada kata-kata "memeras susu sapi". Bukannya "memerah" ya?
ReplySaya cuma nanya ini, siapa tau saya salah dan mungkin tidak terbiasa mendapatkan kata2 "memeras susu sapi"... hehe.. :D
Terima Kasih kak.., sudah di edit
Reply